Laporan Wartawan Pontianak Post Shando Safela dari Miri, Malaysia
—————-
MUSIK jazz seolah telah menjadi identitas bagi Kota Miri di Sarawak, Malaysia. Setiap tahun, kota ini mengadakan konser jazz yang melibatkan para musisi jazz dari berbagai belahan dunia. Kota berpopulasi sekitar 200 ribu orang ini kerap menjadi bahan pembicaraan para penggila musik jazz.
Kota Miri yang luasnya kurang dari 1000 kilometer persegi ini memiliki pantai terindah di Malaysia. Garis pantainya membentang sepanjang 125 kilometer, berhadapan langsung dengan Laut China Selatan. Miri merupakan kota penghasil minyak di Malaysia. Tak heran jika banyak pendatang dari Eropa maupun Amerika stay dan bekerja di kilang minyak Miri.
Di tahun 2017, Borneo Jazz diadakan untuk yang ke-12 kalinya. Konser yang dilaksanakan di Parkcity Everly Hotel ini mempunyai tataletak panggung yang menarik. Posisinya di bawah hutan cemara dan menghadap langsung ke laut lepas. Penonton dapat menikmati matahari terbenam saat konser dimulai.
Penonton yang hadir terlihat sangat menikmati musik yang disuguhkan. Sebagian duduk sambil menikmati minuman. Sementara penonton yang berada di depan turut bergoyang saat musik dimainkan. Penampilan Cabocuba dari Belanda cukup menyita perhatian. Beat yang dimainkan membuat penonton ikut menari samba. Nuansa latin memang sangat kental pada band yang beranggotakan delapan orang ini.
Penampilan unik lainnya adalah dari Fluoroscent Collective. Para mahasiswa dari Berklee College of Music di Boston ini beranggotakan musisi dari lintas negara. Mereka dengan semangat memainkan jazz kontemporer hasil dari aransemen mereka sendiri.
Selain mereka, masih banyak musisi lain yang tampil ada event yang digelar pada 12-13 Mei ini. Di antaranya Idang Rasjidi (Indonesia), Delgres (Perancis), Laila Biali (Kanada), Osaka Monaurail (Jepang), The Cape Jazz (Afrika), dan Michael Simons Asian Connection (Malaysia, Belanda, Taiwan).
Source: http://www.pontianakpost.co.id/konser-borneo-jazz-2017-menikmati-tari-samba-di-bawah-pohon-cemara
